MAKALAH
PENGERTIAN
SINTAKSIS DAN DISIPLIN ILMU LAINNYA
Diajukan
sebagai tugas mata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia
Yang
diampuh oleh : Asrul Nazar S.Pd, M.Pd
Disusun
Oleh Kelompok I
Ervita
( 022201020 )
Ramlah
Ram ( 022201016 )
Wa
Ode Astrid Apriyanti ( 022201004 )
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
proses berkomunikasi sehari-hari dengan orang lain tentu perlu menggunakan
kalimat dengan makna yang tepat. Disamping itu, perlu memperhatikan pilihan
kata atau diksi agar gagasan/ide yang disampaikan kepada orang lain dapat
dipahami secara efektif.
Masih
banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan hakikat
sintaksis. Padahal, penggunaannya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia.
Yaitu berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat
komunikasi sehari-hari,banyak permasalahannya yang ada dalam mendalami
penguasaan sintaksis dan hakikatnya,perlu pendalaman dan banyak mempraktekkan
dalam dunia kebahasaan. Karena ilmu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan
sehari-hari.
Sebenarnya
apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tata bahasa, sintaksis juga dikatakan tata bahasa yang
membahas hubungan antar kata dalam tuturan.Sintaksis merupakan cabang
linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan ( sppech ).
Oleh
karena itu tidak dapat dibenarkan untuk menyusun atau tata kalimat suatu bahasa
dengan menerangkan begitu saja sintaksis bahasa lain,seperti yang dilakukan
oleh ahli-ahli tata bahasa lama. Sintaksis suatu bahasa haruslah merupakan
perumusan berbagai macam gejala susun peluk kata-kata dalam suatu bahasa.
Penyusunan
kalimat, akan berawal dari pemahaman mengenai makna kata sebagai penyusun
kalimat, akan berawal dari pemahaman mengenai makna kata sebagai penyusunan
kalimat tersebut,yang selanjutnya akan membentuk sebuah frasa,klausa, dan pada
akhirnya terbentuklah sebuah kalimat untuk berkomunikasi. Sehingga pentingnya
pemahaman mengenai sintaksis sebagai cabang linguistik atau ilmu bahasa untuk
diketahui oleh penutur bahasa Indonesia agar komunikasi menjadi efektif dan
efesien, setiap bahasa memiliki sistem-sistem yang khusus untuk mengikat
kata-kata atau kelompok-kelompok kata kedalam suatu gerak yang dinamis.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Sintaksis?
2. Apa
Hubungan Morfologi Dengan Sintaksis?
3. Apa
hubungan fonologi Dengan Sintaksis?
4. Apa
Hubungan Semantik Dengan Sintaksis?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas dapat dipaparkan tujuan dari penulisan makalah ini
sebagai berikut :
1. Memaparkan
Pengertian Sintaksis.
2. Menjelaskan
Apa Hubungan morfologi Dengan Sintaksis
3. Menjelaskan
Apa Hubungan Fonologi Dengan Sintaksis
4. Memaparkan
Apa Hubungan Semantik Dengan Sintaksis
D. Manfaat
Penulisan
Hasil
penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai Sintaksis
Bahasa Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAAN
A. Pengertian
Sintaksis
Istilah
sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun berarti ‘dengan’dan tanttein
yang berati ‘menempatkan’. Secara etimologis,sintaksis berarti menempatkan
bersama-bersama kata-kata atau kelompok kata menjadi kalimat (Ahmad dalam
putrayasa,2008: 1 ). Banyak pakar memberikan definisi mengenai sintaksis ini,
Ramlan dalam (Putrayasa, 2008:1) mengatakan, bahwa sintaksis adalah cabang ilmu
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana,kalimat, klausa, dan frasa.
Verhaar
menyatakan bahwa,sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antar-kata
dalam tuturan.Sintaksis berurusan dengan tata bahasa di antara kata-kata dalam
tuturan (1999: 161).
Sintaksis
merupakan cabang linguistik yang mempelajari hubungan anatara kata dengan
kata,atau dengan satuan-satuan yang lebih besar,atau antara satuan-satuan yang
lebih besar dalam bahasa.Morfologi,bersama-sama dengan simtaksis,merupakan
tataran ilmu bahasa yang disebut dengan ilmu bahasa atau gramatika.Morfologi
juga disebut kata-kata atau tata bentuk merupakan studi gramatikal struktur
internal kata, sedangkan sintaksis yang juga disebut tata kalimat merupakan
studi gramatikal mengenai kalimat.Batasan antara morfologi dan sintaksis diatas
hanya sebagai pegangan dasar saja,sebab sebenarnya batas kedua wilayah studi
itu tidaklah tegas.
Sintaksis
adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk
menggabungkan kata menjadi kalimat.Menurut
Blonch dan Trager (dalam Tarigan, 2009: 4 ), analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikut
sertakan bentuk-bentuk bebas disebut sintaksis,sedangkan, menurut Ramlan dan
Keraf, sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur
frase dan kalimat (2009: 4 ).
Berdasarkan
pernyataan-pernyataan dan batasa diatas, dapat disimpulkan bahwa, sintaksis
adalah ilmu tata kalimat yang membahas susunan kalimat dan bagiannya,lingkungan
gramatikal dari suatu unsur bahasa yang menentukan fungsi,kategori,dan peran
unsur tersebut.
Menurut Chaer (994:206),
bahwa yang bisa dibicarakan adalah (1) struktur sintaksis,mencankup masalah
fungsi,kategori, dan peran sintaksis; serta alat-alat yang digunakan dalam
membangun struktur itu; (2) satuan-satuan sintaksis yang berupa frasa,klausa,kalimat
dan wacana; dan (3) hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis,seperti masalah
modus,aspek,dan sebagainya.
1.
Pola Sintaksis
Pola
sintaksis adalah struktur,urutan,tatanan kalimat yang membahas susunan kalimat
dan bagiannya,lingkungan gramatikal dari suatu unsur bahasa yang menentukan
fungsi,kategori,dan peran unsur tersebut.Menurut Chaer (994:206),bahwa yang
biasa dibicarakan adalah (1) struktur sintaksis,mencakup masalah fungsi,kategori,dan
peran sintaksis serta alat alat yang digunakan dalam membangun struktur itu;
(2) satuan-satuan sintaksis yang berupa frasa,klausa,kalimat,dan wacana; dan
(3) hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis,seperti masalah modus,aspek dan
sebagainya.Pola sintaksis juga berupa analisis kalimat berdasarkan jenis
kalimat,anatar lain, kalimat tak lengkap,kalimat tunggal, kalimat
majemuk.kalimat berdasarkan bentuk sintaksis ( kalimat deklaratif,kalimat imperatif,kalimat
interogatif,kalimat imperatif ).
Alwi menyatakan
bahwa istilah kalimat mengangdung unsur paling tidak memiliki subjek dan
predikat, telah dibubuhi intonasi atau tanda baca (2003: 39).Menurut Alwi
dkk.(2003:35-39),kalimat terwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan
kaidah yang berlaku.Tiap kata dalam kalimat mempunyai tiga klasifikasi,yaitu
berdasarkan (1) kategori sintaksis, (2) fungsi sintaksis, dan (3) peran semantisnya.
§ Kategori
sintaksis Sering pula disebut dengan kategori atau kelas kata. Dalam bahasa
Indonesia terdapat empat kategori sintaksis yang utama,yaitu verba (kata kerja),nomina
( kata benda ),adjektiva ( kata sifat ), dan adverbial ( kata keterangan ).
§ Fungsi
sintaksis Yaitu setiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang
mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut.
Fungsi itu bersifat sintaksis,artinya berkaitan dengan urutan kata atau farsa
dalam kalimat.Fungsi sintaksis utama dalam bahasa Indonesia adalah
predikat,subjek,objek,pelengkap, dan keterangan.Disamping itu terdapat fungsi
yang lain yaitu fungsi atributif ( yang menerangkan ).fungsi koordinatif ( yang
menggabungkan secara setara ), subordinatif ( yang menggabungkan secara
bertingkat ).
Berikut ini penjelasan
fungsi sintaksis menurut Alwi dkk.(2003:326)
a.
Fungsi predikat
Predikat merupakan
konstituen pokok yang disertai dengan
konstituen subjek disebelah kiri,jika ada konstituen objek,pelengkap,dan atau
keterangan wajib disebelah kanan. Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal
atau frasa adjektival.pada kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa
frasa nominal,frasa numeral,atau frasa preposional, di samping frasa verbal
atau frasa adjektival.
b.
Fungsi Subjek
Subjek merupakan
fungsi sintaksis terpenting kedua setelah predikat. Pada umumnya subjek berupa
nomina, frasa nominal,atau klausa. Pada umumnya subjek berada di sebelah kiri
predikat. Jika unsur subjek panjang dibandingkan dengan unsur predikat,subjek
sering juga diletakkan di akhir kalimat. Subjek pada kalimat imperatif ialah
adalah orang kedua atau orang pertama jamak dan biasanya tidak hadir. Subjek
pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu
dipasifkan.
c.
Fungsi objek
Objek adalah
konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba
transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu setelah predikatnya. Dengan
demikian objek dapat dikenali dengan memperhatikan (1) jenis predikat yang
dilengkapinya dan (2) ciri khas objek itu sendiri. Verba transitif biasanya
ditandai oleh kehadiran afiks tertentu . objek biasanya berupa nomina atau
frasa nominal. Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika
dipasifkan. Potensi objek menjadi subjek apabila kalimat itu dipasifkan itu
merupakan ciri utama yang membedakan objek dari nomina atau frasa nominal.
Objek |
Pelengkap |
Berwujud frasa nominal
atau klausa |
Berwujud frasa
nominal,frasa ferbal,frasa adjektivsal,frasa
preposisional, atau klausa |
Berada
langsung dibelakang predikat |
Berada
langsung dibelakang predikat jika tidak ada objek dan dibelakang objek jika unsur
ini muncul |
Menjadi
subjek akibat pemasifan kalimat |
Tidak
dapat menjadi subjek apabila ada pemasifan kalimat |
Dapat
diganti dengan pronomina -nya |
Tidak
dapat diganti dengan nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di,ke,dari,dan
akan. |
d.
Fungsi pelengkap
Kebanyakan orang
sering mencampuradukkan pengertian objek dan pelengkap. Hal ini dapat
dimengerti karena antara kedua konsep itu memang terdapat kemiripan.baik objek
maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya menduduki tempat sama
yakni dibelakang verba.
2.
Peran Semantis
Pada
dasarnya tiap kalimat memerikan suatu peristiwa atau keadaan yang melibatkan satu
peserta,atau lebih, dengan peran sematis yang berbeda-beda (Alwi dkk, 2003:
334).Peran semantik merupakan analisis mengenai kedudukan kata dalam kalimat
yang berupa pelaku,perbuatan,pengalaman,dll,Namun,dalam penelitian ini tidak
membahas mengenai peran sematik
3.
Jenis Kalimat
Menurut
Alwi, dkk. ( 2003), jenis kalimat dapat ditinjau dari sudut (a) jumlah
klausanya, (b) bentuk sintaksisnya, (c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan
subjek dan predikatnya.
B. Hubungan
Morfologi Dengan Sintaksis
Morfologi merupakan
bagian dari ilmu bahasa atau ilmu linguistik. Ilmu bahasa adalah ilmu yang
mempelajari seluk beluk bahasa secara ilmiah atau secara scientifik. Maksudnya tidak
terikat pada sesuatu bahasa.
Morfologi adalah cabang
linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi -kombinasinya atau bagian
struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yakni morfem,
sedangkan morfem adalah satuan tata bahasa terkecil yang merupakan unsur atau
bagian suatu kata yang mengandung makna.
Sintaksis merupakan
penguasaan atas suatu bahasa yang mencakup untuk membangun frasa atau kalimat
yang berasal dari kata i. Sintaksis bersama-sama dengan morfologi merupakan
bagian dari subsistem tata bahasa atau gramatika.
Morfologi menyelediki
struktur internal kata. Satuan paling kecil (morfem) hingga satuan paling besar
(kata). Sedangkan sintaksis menyelidiki struktur satuan bahasa yang lebih besar
dari kata,mulai dari frase hingga kalimat. Contoh : mata, kaki, rumah sakit,
dst. jika dilihat dari unsur-unsurnya yang berupa kata atau pokok kata,
kata majemuk seperti kata-kata tersebut termasuk bidang sintaksis,tetapi jika
dilihat bahwa satuan-satuan itu mempunyai sifat sebagai kata makna pembacaannya
termsuk morfologi.
C. Hubungan
Fonologi Dengan sintaksis
Fonologi adalah mempelajari
bunyi bahasa sebagai pembeda arti ialah yang disebut dengan fonem. Bunyi bahasa
menyangkut getaran udara dan getaran udara itu masukketelinga kemudian bergeser
dengan dua benda atau lebih. Setelah itu bunyi bahasa dikeluarkan oleh mulut
dan diterima oleh telinga.Jenis-jenis fonologi antara lain:
Bidang sintaksis yang
berkosentrasi pada tataran kalimat ,ketika berhadapan dengan kalimat kamu
berdiri. ( Kalimat berita ), kamu berdiri ( kalimat tanya ), kalimat tersebut
termasuk masing-masing terdiri dari dua kata yang sama tapi mempunyai maksud
yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan dengan memanfaatkan hasil
analisis fonologis, yaitu tentang intonasi, jedah dan tekanan pada
kalimat,terutama dalam bahasa Indonesia.
D. Hubungan
Semantik Dengan Sintaksis
Semantik adalah bagian
dari struktur bahasa yang membahas makna suatu ungkapan kata atau cabang ilmu
bahasa yang mengkaji anatara lambang dan referennya. Berdasarkan pendapat para
ahli, semantik pada dasarnya merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang
mengkaji terjadinya berbagai kemungkinan makna suatu kata dan pengembangannya
seiring terjadinya perubahan dalam masyarakat bahasa.
Tidak benar unsur
gramatikal mutlak terpisah dari unsur lesikal.untuk dapat menyusun kalimat yang
dapat dimengerti oleh lawan bicara tidak cukup hanya dengan menggabungkan
beberapa kata dengan kaidah-kaidah gramatikal semata. Tiap kata menyarangkan
dengan kata mana dapat bergabung menjadi satu kalimat yang dapat dipahami pihak
peserta pembicaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar