Picture

Picture
Picturku

Selasa, 16 April 2013

Bagaimana Menemukan Masalah


                           MASALAH


Kriteria Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
a)    Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
b)    Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
c)    Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
d)    Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).
Dalam merumuskan suatu masalah, rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
1.  Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian
a. Masalah haruslah mempunyai keaslian, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.  
b. Masalah dapat menyatakan suatu hubungan
c. Masalah merupakan hal yang penting
d. Masalah dapat diuji
2.  Masalah harus fisibel
a. Data serta metode harus tersedia
b. Peralatan dan kondisi harus mengijinkan
c. Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang
d. Masalah harus didukung oleh sponsor yang kuat
e. Tidak bertentangan dengan hukum, adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
3.  Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
a. Menarik bagi peneliti
b. Sesuai dengan kualifikasi peneliti
Ada beberapa kriteria rumusan masalah yang akurat, menyangkut tiga aspek yaitu:
a)   Aspek substansi atau isi permasalahan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu: masalah bobot dan masalah orisinalitas.
Ø  Masalah bobot atau nilai kegunaanya. Aktualitas atau bobot masalah setidak-tidaknya dapat didekati dengan melihat kemanfaatan atau kegunaan pada tiga hal, yaitu apakah dengan terjawabnya permasalahan, penelitian akan mempunyai arti bagi perkembangan substansi ilmu (kegunaan teoritik), mempunyai arti bagi perkembangan metodologis dan memiliki kegunaan praktis.
Ø  Masalah orisinalitas penelitian. Maksudnya  bahwa permasalah penelitian belum terjawab oleh teori maupun penelitian yang pernah dilakukan.
b)  Aspek formulasi rumusan permasalah penelitian ada dua hal:
Ø  Rumusan hendaknya diajukan dalam bentuk pertanyaan yang jelas, tajam dan akurat menyangkut inti permasalahan yang dikehendaki.
Ø  Rumusan mempermasalahkan hubungan antar dua variabel atau lebih, namun kreteria ini tidak mutlak sifatnya.
c)  Aspek teknis, perlu diperhatikan masalah kelayakan penelitian itu sendiri. Maksudnya mungkinkah permasalahan yang dirumuskan dapat dijawab secara empirik, sehingga untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu adanya pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Ø  Pertimbangan peneliti, yaitu mengenai bekal pengetahuan dasar yang berkaitan dengan obyek penelitian yang dihadapi, adanya motivasi, tersedianya waktu yang cukup, dan kerampilan peneliti.
Ø  Pertimbangan metodologik, maksudnya sejauhmana pemahaman teoritik dan kemampuan praktis di bidang metodologi telah atau dapat dikuasi oleh peneliti.
Ø  Pertimbangan tersedianya fasilitas dan prasarana penelitian, yang meliputi bahan, biaya, peralatan dan sebagainya.
Namun perlu diperhatikan, dalam perumusan masalah sering terjadi beberapa kesalahan, sehingga permasalah penelitian susah untuk dipecahkan, antara lain: masalah terlampau luas, masalah terlampau sempit dan masalah mengandung emosi, prasangka, dan unsur-unsur yang tidak ilmiah. 
Setelah kriteria-kriteria yang telah diungkapkan di atas, akan disebutkan sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh masalah, yaitu:
a.  Pengamatan terhadap kegiatan manusia
b.  Pengamatan terhadap alam sekitar
c.  Bacaan
d.  Ulangan serta perluasan penelitian
e.  Cabang studi yang sedang dikembangkan
f.  Catatan dan pengalaman pribadi
g.  Praktik serta keinginan masyarakat
h.  Bidang spesialisasi
i.  Pelajaran yang sedang diikuti
j.  Diskusi-diskusi ilmiah
k.  Perasaan intuisi

Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
a.  Rumusan masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
Ø  Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional?
Ø  Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
Ø  Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?
Ø  Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang pendidikan?
Ø  Seberapa tinggi tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan?
Ø  Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia?
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri ( bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif).

b.  Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif :
Ø   Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta)
Ø   Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu variabel dua sampel)
Ø   Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta, dan Pedagang? (dua variabel tiga sampel)
Ø   Adakah perbedaan kompetensi professional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA? (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
Ø   Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan took yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas? (satu variabel dua sampel)
Ø   Adakah perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta ? (satu variabel dua sampel)
c.  Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
1.  Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh rumusan masalah adalah sebagai berikut:
Ø  Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murud sekolah ? (variabel pertama adalah penjual es dan ke dua adalah kejahatan). Hal ini berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan bukan karena es yang terjual. Mungkin logikanya adalah sebagai berikut : pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan.
Ø  Adakah hubungan anatara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak?
Ø  Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah ?
2.  Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang memengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:
Ø  Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen)
Ø  Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen)
Ø  Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA?
3.  Hubungan interaktif/resiprokal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling memengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen. Contoh:
Ø  Hubungan antara mativasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan A. Di sini dapat dinyatakan motivasi memengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat memengaruhi motivasi.
Ø  Hubungan anatara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dengan meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
a.  Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan ini dilakukan dengan beberapa cara antara lain membaca berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini dan melakukan wawancara dengan pihak yang terkait untuk mendapatkan informasi-informasiyang dibutuhkan dalam hal ini informasi.
b. Studi literatur
Studi literatur berupa konsep, teori dan generalisasi yang dijadikan landasan berpikir untuk mendukung penelitian. Tahap ini dilakukan dengan mencari, membaca, dan mempelajari literatur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini baik melalui buku-buku, jurnal penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan penelitian dan dari bahan-bahan yang mendukung lainnya seperti dari internet, berdiskusi dengan pembimbing, dosen dan teman-teman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian sehingga memberikan landasan bagi pembahasan teoritis dan aplikasi kuesioner.


c. Studi lapangan
Metode studi lapangan ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner yaitu berisi daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden tersebut dapat menjawab dengan benar seluruh pertanyaan yang diberikan. Teknik penarikan kuesioner dilakukan secara personal, kuesioner langsung dapat dikumpulkan setelah selesai dijawab oleh responden.

Pada dasarnya, untuk menjawab rumusan masalah atau untuk memecahkan masalah, dilakukanlah proses penelitian dengan memerhatikan dan mengikuti langkah-langkah penelitian.

C. Kesimpulan
Masalah merupakan kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan) dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.  
Kriteria perumusan masalah penelitian biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan; bentuknya jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain; mengandung unsur data yang mendukung pemecahan masalah penelitian; dan merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).
Pada dasarnya, untuk menjawab rumusan masalah atau untuk memecahkan masalah, dilakukanlah proses penelitian dengan memerhatikan dan mengikuti langkah-langkah penelitian.

























Bahan Bacaan

Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Firdaus, M. Aziz. 2012. Metode Penelitian. Tangerang: Jelajah Nusa.

Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi (Edisi Empat). 2012. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Makassar.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tanpa nama. Rumusan Masalah dan Signifikansi Penelitian. 2012. skripsi dan makalah (Online),    http://contoh skripsi makalah.blogspot.com, diakses tanggal 10 April 2013.