MASALAH
Kriteria Perumusan Masalah
Perumusan masalah
penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
a)
Masalah biasanya dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan.
b)
Rumusan masalah harus jelas, padat, dan
dapat dipahami oleh orang lain.
c)
Rumusan masalah harus mengandung unsur
data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
d)
Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara
(hipotesis).
Dalam merumuskan suatu masalah, rumusan
masalah penelitian yang baik, antara lain:
1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian
a.
Masalah haruslah mempunyai keaslian, belum ada atau belum banyak orang lain
yang meneliti masalah tersebut.
b. Masalah dapat menyatakan suatu hubungan
c. Masalah merupakan hal yang penting
d. Masalah dapat diuji
2. Masalah harus fisibel
a. Data
serta metode harus tersedia
b. Peralatan dan kondisi harus mengijinkan
c. Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang
d. Masalah harus didukung oleh sponsor
yang kuat
e. Tidak bertentangan dengan hukum, adat istiadat, ideologi, dan
kepercayaan agama.
3.
Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
a. Menarik bagi peneliti
b. Sesuai dengan kualifikasi peneliti
Ada
beberapa kriteria rumusan masalah yang akurat, menyangkut tiga aspek yaitu:
a)
Aspek
substansi atau isi permasalahan. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu: masalah bobot dan masalah orisinalitas.
Ø Masalah
bobot atau nilai kegunaanya. Aktualitas atau bobot masalah setidak-tidaknya
dapat didekati dengan melihat kemanfaatan atau kegunaan pada tiga hal, yaitu
apakah dengan terjawabnya permasalahan, penelitian akan mempunyai arti bagi
perkembangan substansi ilmu (kegunaan teoritik), mempunyai arti bagi perkembangan
metodologis dan memiliki kegunaan praktis.
Ø Masalah
orisinalitas penelitian. Maksudnya bahwa permasalah penelitian belum
terjawab oleh teori maupun penelitian yang pernah dilakukan.
b) Aspek
formulasi rumusan permasalah penelitian ada dua hal:
Ø Rumusan
hendaknya diajukan dalam bentuk pertanyaan yang jelas, tajam dan akurat
menyangkut inti permasalahan yang dikehendaki.
Ø Rumusan
mempermasalahkan hubungan antar dua variabel atau lebih, namun kreteria ini
tidak mutlak sifatnya.
c) Aspek
teknis, perlu diperhatikan masalah kelayakan penelitian itu sendiri. Maksudnya
mungkinkah permasalahan yang dirumuskan dapat dijawab secara empirik, sehingga
untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu adanya pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
Ø Pertimbangan
peneliti, yaitu mengenai bekal pengetahuan dasar yang berkaitan dengan obyek
penelitian yang dihadapi, adanya motivasi, tersedianya waktu yang cukup, dan
kerampilan peneliti.
Ø Pertimbangan
metodologik, maksudnya sejauhmana pemahaman teoritik dan kemampuan praktis di
bidang metodologi telah atau dapat dikuasi oleh peneliti.
Ø Pertimbangan
tersedianya fasilitas dan prasarana penelitian, yang meliputi bahan, biaya,
peralatan dan sebagainya.
Namun
perlu diperhatikan, dalam perumusan masalah sering terjadi beberapa kesalahan,
sehingga permasalah penelitian susah untuk dipecahkan, antara lain: masalah terlampau luas, masalah terlampau
sempit dan masalah mengandung emosi, prasangka, dan unsur-unsur yang tidak
ilmiah.
Setelah kriteria-kriteria yang telah diungkapkan di atas,
akan disebutkan sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh masalah,
yaitu:
a. Pengamatan terhadap kegiatan manusia
b. Pengamatan terhadap alam sekitar
c. Bacaan
d. Ulangan serta perluasan penelitian
e. Cabang studi yang
sedang dikembangkan
f. Catatan dan pengalaman pribadi
g. Praktik serta keinginan masyarakat
h. Bidang spesialisasi
i. Pelajaran yang sedang diikuti
j. Diskusi-diskusi ilmiah
k. Perasaan intuisi
Bentuk-Bentuk
Rumusan Masalah Penelitian
Bentuk-bentuk
rumusan masalah penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian menurut
tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam
bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
a. Rumusan masalah
Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu
rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel
atau lebih (variabel
yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel
itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya
dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah
deskriptif:
Ø Seberapa
baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional?
Ø Bagaimanakah
sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri
berbadan
hukum?
Ø Seberapa
tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?
Ø Seberapa
tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di
bidang pendidikan?
Ø Seberapa
tinggi tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi pada
Sekolah-sekolah Kejuruan?
Ø Seberapa tinggi
minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di
Indonesia?
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri ( bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif).
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri ( bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif).
b. Rumusan Masalah
Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah
penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua
atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah
komparatif :
Ø Adakah perbedaan
prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variabel
penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan
swasta)
Ø Adakah perbedaan
disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu
variabel dua sampel)
Ø Adakah perbedaan,
motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga Guru,
Pegawai Swasta, dan Pedagang? (dua
variabel tiga sampel)
Ø Adakah
perbedaan kompetensi professional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan
SLTA? (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
Ø Adakah
perbedaan daya tahan berdiri pelayan took yang berasal dari Sekolah Menengah
Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas? (satu variabel dua sampel)
Ø
Adakah
perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta
? (satu variabel dua sampel)
c. Rumusan Masalah
Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan
masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
1. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah
suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya
bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh rumusan masalah
adalah sebagai berikut:
Ø Adakah
hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murud
sekolah ? (variabel pertama adalah penjual es dan ke dua adalah kejahatan). Hal ini
berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan bukan karena es yang terjual. Mungkin
logikanya adalah sebagai berikut : pada saat es banyak terjual itu pada musim
liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat wisata.
Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan.
Ø Adakah
hubungan anatara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak?
Ø Adakah
hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah ?
2. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang
bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang memengaruhi)
dan dependen (dipengaruhi), contoh:
Ø Adakah pengaruh
pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua
variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen)
Ø Seberapa
besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh
pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan
variabel dependen)
Ø Seberapa besar
pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA?
3. Hubungan interaktif/resiprokal/timbal balik
Hubungan interaktif
adalah hubungan yang saling memengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen
dan dependen. Contoh:
Ø Hubungan antara
mativasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan A. Di sini dapat dinyatakan
motivasi memengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat memengaruhi motivasi.
Ø Hubungan
anatara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian
juga orang yang kaya dengan meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
Langkah-Langkah Pemecahan
Masalah
a. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan ini dilakukan dengan beberapa
cara antara lain membaca berbagai literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini dan melakukan wawancara
dengan pihak yang terkait untuk mendapatkan informasi-informasiyang dibutuhkan
dalam hal ini informasi.
b. Studi
literatur
Studi literatur berupa konsep, teori dan
generalisasi yang dijadikan landasan berpikir
untuk mendukung penelitian. Tahap ini dilakukan dengan mencari, membaca, dan mempelajari literatur-literatur yang
ada hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini baik
melalui buku-buku, jurnal penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan
penelitian dan dari bahan-bahan yang mendukung lainnya seperti dari internet,
berdiskusi dengan pembimbing, dosen dan teman-teman mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan penelitian sehingga memberikan landasan bagi
pembahasan teoritis dan aplikasi kuesioner.
c. Studi lapangan
Metode studi lapangan ini
dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner yaitu berisi daftar pertanyaan
kepada responden, dengan harapan responden tersebut dapat menjawab dengan benar
seluruh pertanyaan yang diberikan. Teknik penarikan kuesioner dilakukan secara personal, kuesioner langsung
dapat dikumpulkan setelah selesai dijawab oleh responden.
Pada dasarnya, untuk menjawab
rumusan masalah atau untuk memecahkan masalah, dilakukanlah proses penelitian
dengan memerhatikan dan mengikuti langkah-langkah penelitian.
C. Kesimpulan
Masalah merupakan kesenjangan
(discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan) dengan apa yang ada
dalam kenyataan sekarang. Rumusan
masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data.
Kriteria perumusan
masalah penelitian biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan; bentuknya
jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain; mengandung unsur data yang
mendukung pemecahan masalah penelitian; dan merupakan dasar dalam membuat
kesimpulan sementara (hipotesis).
Pada dasarnya, untuk menjawab rumusan masalah atau untuk
memecahkan masalah, dilakukanlah proses penelitian dengan memerhatikan dan
mengikuti langkah-langkah penelitian.
Bahan Bacaan
Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Firdaus, M. Aziz. 2012. Metode Penelitian. Tangerang: Jelajah
Nusa.
Pedoman Penulisan Tesis dan
Disertasi (Edisi Empat). 2012. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Tanpa nama. Rumusan
Masalah dan Signifikansi Penelitian. 2012. skripsi
dan makalah (Online), http://contoh skripsi makalah.blogspot.com, diakses tanggal 10
April 2013.